Senin, 04 Mei 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY


MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI





OKTOBERTO NOVIANTO
061 644 004


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2009



KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya semata makalah yang berjudul Model Pembelajaran Inovatif (Strategi Pembelajaran Inkuiri) dapat terselesaikan dengan baik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidkan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntun untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis akan tetapi mereka miskin aplikasi. Asas kedua dari pembelajaran CTL adalah inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses bepikir secara sistimatis. Oleh karna itu, diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam menyempurnakan makalah ini.



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Landasan Teori
C. Tujuan dan Alasan Penggunaan SPI
D. Karakteristik SPI
E. Prinsip-prnsip Penggunaan SPI
F. Langkah-langkah SPI
G. Keunggulan dan Kelemahan SPI
H. Metode yang digunakan SPI

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Strategi adalah taktik atau langkah-langkah yang dilakukan secara sistematis dalam pendidikan. Strategi pembelajaran inkuiri adalah taktik atau langkah-langkah yang dilakukan seorang guru secara sistematis dalam melaksanakan proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar bukan hanya sekedar mendengar dan mencatat tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
 Membantu para guru untuk lebih memahami penerapan strategi pembelajaran inkuiri.
 Sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
 Membantu siswa berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosional maupun pribadinya.
 Melatih siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.





BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendirimateri yang harus dipahaminya. Berbagai topik dalam setiap mata pelajaran dapat dilakukan melalui proses inkuiri, secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu:
 Merumuskan masalah
 Mengajukan hipotesis
 Mengumpulkan data
 Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
 Membuat kesimpulan

B. Landasan Teori
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental (intelektual) dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Aliran belajar kognitif ini melahirkan tiga teori yang menjadi landasan SPI antara lain:
1. Teori belajar Gestalt
Teori ini menjelaskan bahwa perubahan perilaku disebabkan karna adanya insight dalam diri siswa, dengan demikian tugas guru adalah menyediakan lingkungan yang dapat mengembangkan insight itu sendiri.

2. Teori Medan (oleh Kurt Lewin)
Teori ini menekankan bahwa belajar itu pada dasarnya adalah proses pengubahan struktur kognitif dan menekankan akan pentingnya hadiah dan kesuksesan sebagai faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Teori Belajar Konstruktivistik (oleh Piaget)
Teori ini menekankan bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus-menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi (pengembangan). Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi tersebut.

C. Tujuan dan Alasan Penggunaan SPI
1. Tujuan SPI
Tujuan utama SPI adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan ketrampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapat jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka. Tujuan SPI secara terperinci adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan pelajarannya.
 Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.
 Melath siswa menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.
 Memberikan pengalaman belajar seumur hidup.

2. Alasan penggunaan SPI
Adapun alasan yang digunakan oleh guru dalam penerapan SPI adalah sebagai berikut:
 Pengetahuan dan keterampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri.
 Informasi yang diperoleh siswa akan lebih baik apabila diikuti dengan buktu-bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa.

D. Karakteristik SPI
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik strategi pembelajaran inkuiri:
 Menekankan pada aktvfitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai objek didik.
 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakansehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief)
 Tujuan dari SPI adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

E. Prinsip-prinsip Penggunaan SPI
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam penggunaan SPI adalah:
 Berorientasi pada perkembangan intelektual
Tujuan dari SPI adalah perkembangan berpikir, dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, criteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan SPI bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu (yang dapat ditemukan)
 Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan guru bahkan interaksi antar siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai pengajar tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bias mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
 Prinsip bertanya
Peran guru dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, guru perlu menguasai berbagai jenis dan teknik bertanya. Apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, untuk melacak, untuk mengembangkan kemampuan atau untuk menguji.
 Prinsip bertanya untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta akan tetapi belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Anak dituntut untuk belajar berpikir logis dan rasional dengan memasukan unsure-unsur yang mempengaruhi emosi yaitu unsure estetika melalui pross belajar yang menyenangkan.
 Prinsip keterbukaan
Belajar adalah proses mencoba berbagai kemungkinan, segala sesuatu mungkin bisa terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
F. Langkah-langkah SPI
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran yaitu guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah:
 Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
 Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
 Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu masalah atau persoalan yang mengandung teka-teki. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji karena masalah itu tentu ada jawabannya dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya pengembangan mental melalui proses berpikir.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah diantaranya:
 Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memilki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Seorang guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari.
 Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti, artinya guru perlu mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban yang sebenarnya sudah ada tinggal siswa mencari dan menemukan jawabannya dengan pasti.
 Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui oleh siswa artinya sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah.
3. merumuskan hipotesis
hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji dan perlu diuji kebenarannya. Potensi berpikir siswa dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau menduga-duga (berhipotesis) dari suatu masalah. Untuk mengembangkan kemampuan menebak pada diri anak, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan yang mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara (hipotesis). Perkiraan sebagian hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh yang bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Mengumpulkan data merupakan proses yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Selain memerlukan motivasi yang kuat dalam proses ini juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir. Tugas dan peran guru yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan, penggunaan SPI terkadang macet apabila siswa tidak apresiatif (ketidakgairahan dalam belajar).
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan, menguji hipotesis berarti juga mengembangkan kemampuan berpikir rasional yaitu kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang relevan.

G. Keunggulan dan Kelemahan SPI
1. Keunggulan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
 SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
 SPi dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
 SPi merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
 SPi dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah didalam belajar.
2. Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, SPI juga mempunyai kelemahan diantaranya:
 Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan.
 Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran maka SPi akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

H. Metode yang Digunakan SPI
1. Metode diskusi, adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu kesimpulan.
2. Metode demonstrasi, adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang proses, satuan atau benda tertentu baik benda yang sebenarnya atau hanya yang bersifat tiruan.
3. Metode tanya jawab, bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penerapan asas ini dalam proses pembelajaran, dimulai dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Dengan demikian, siswa harus didorong untuk menemukan masalah. Jika masalah telah dipahami dengan batasan-batasan yang jelas, selanjutnya siswa dapat mengajukan hipotesis atau jawaban sementara sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis itulah yang akan menuntun siswa untuk melakukan observasi dalam rangka mengumpulkan data. Manakala data telah terkumpul selanjutnya siswa dituntun untuk menguji hipotesis sebagai dasar dalam merumuskan kesimpulan. Asas menemukan seperti yang telah digambarkan diatas, merupakan asas yang penting dalam strategi inkuiri. Melalui proses berpikir yang sistematis seperti diatas diharapkan siswa memiliki sikap ilmiah, rasional dan logis yang kesemuanya itu diperlukan sebagai dasar pembentukan kreativitas.

B. Saran
Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada masalah yang akan dipecahkan dengan mengajukan hipotesis sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan. Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif bila guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.







DAFTAR PUSTAKA

Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Trianto, S.Pd., M.Pd. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Tidak ada komentar: